Ahda Dana Ilahy & Roihana Nafi’atussa’adah Torehkan 2 Prestasi Nasional Lewat Inovasi Integrasi-Interkoneksi di Bidang Teknologi dan Lingkungan

Yogyakarta, November 2025- Dua mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2023 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional. Mereka adalahAhda Dana IlahydanRoihana Nafi’atussa’adah, yang sukses meraihJuara 1 dan Juara 3 lomba esai tingkat nasionaldengan mengusung semangatintegrasi-interkoneksikeilmuan khas UIN Sunan Kalijaga yang memadukan nilai-nilai Islam dengan sains, hukum, dan teknologi.

Biodiversity Spatial Radar: Inovasi Digital untuk Keadilan Ekologis

Prestasi pertama diraih dalam ajangBiologi Education Week ke-9 (BIOTIK IX)yang diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Biologi UIN Sunan Kalijaga pada 14 November 2025. Dengan tema besar“Biodiversity: Nature’s Legacy, Our Responsibility”, tim ini berhasil masuklima besar nasionaldan meraihJuara 3setelah bersaing dengan finalis dari universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Negeri Malang.

Dalam kompetisi ini, mereka mengangkat karya berjudul“Biodiversity Spatial Radar (BISARA): Inovasi Digital Generasi Muda untuk Pemetaan Konflik Hukum Pembangunan di Lahan Gambut dalam Upaya Perlindungan Biodiversitas Tropis.”

Esai ini menggagasplatform digital partisipatifyang mengintegrasikan data spasial, hukum, dan lingkungan untuk mendeteksi konflik pembangunan di lahan gambut tropis. BISARA bukan sekadar aplikasi pemetaan, melainkan ekosistem digital advokasi ekologis yang memfasilitasi pelaporan masyarakat, pemantauan izin usaha, hingga advokasi hukum berbasis data.

“Melalui BISARA, kami ingin menunjukkan bahwa ilmu agama dan hukum Islam bisa berinteraksi dengan teknologi digital demi menegakkan keadilan ekologis,” ujar Ahda dalam wawancara. Karya ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa PAI tidak hanya piawai dalam bidang keagamaan, tetapi juga mampu berkontribusi dalam isu global seperti konservasi lingkungan dan transparansi hukum.

Barakah Food Movement: Gerakan Digital Islami untuk Krisis Limbah Pangan

Prestasi kedua datang dariHaddatsana Fest 2025, yang diadakan oleh Prodi Ilmu Hadis UIN Sunan Kalijaga pada 6–23 September 2025. Dalam kompetisi bertema“Youth for Earth: Mewujudkan Lingkungan Berkelanjutan dengan Nilai Ekologi Islam”, tim PAI ini berhasil menyabetJuara 1 Nasionalmelalui karya esai berjudul“Barakah Food Movement (BFM): Inovasi Platform Digital Islami sebagai Program Gerakan Pemuda Muslim dalam Penanggulangan Food Waste Berbasis Nilai Ekologi Islam.”

BFM hadir sebagai aplikasi yang menghubungkan rumah makan, penyelenggara acara, dan masyarakat dengan komunitas relawan untuk menyalurkan makanan layak konsumsi yang berpotensi terbuang. Melalui teknologi pemetaanreal-time, sistem verifikasi halal, dan fitur dakwah digital, BFM menghadirkan solusi konkret terhadap krisis pangan sekaligus menghidupkan nilai Islam tentang keberkahan dan tanggung jawab sosial.

“Gerakan ini kami rancang agar pemuda Muslim bisa beramal dengan teknologi, mengubahfood wastemenjadifood blessing,” jelas Roihana dengan penuh semangat. Esai ini menegaskan bahwa teknologi bukan sekadar alat, melainkan sarana dakwah ekologis yang menanamkan nilai keberlanjutan di tengah era digital.

Dalam wawancaranya,Ahda Dana Ilahy, ketua tim, menyampaikan refleksi mendalam:

“Kami dari Prodi PAI ingin menunjukkan bahwa belajar agama bukan berarti terbatas pada mimbar dan kitab saja. Semangatintegrasi-interkoneksiUIN Sunan Kalijaga menginspirasi kami untuk menembus batas disiplin. Melalui karya berbasis teknologi dan lingkungan, kami ingin memperlihatkan bahwa nilai-nilai Islam dapat bersinergi dengan sains dan inovasi modern. Itulah makna sejati dari keilmuan yang berkeadaban.”

Simbol Sinergi Ilmu dan Iman

Dua prestasi nasional ini bukan sekadar kemenangan dalam perlombaan, tetapi juga simbol keberhasilan UIN Sunan Kalijaga dalam menanamkan paradigma integratif-interkonektif, bahwa ilmu agama tidak berdiri sendiri, melainkan menyatu dengan sains, hukum, dan teknologi.

Melalui karya “BISARA” dan “Barakah Food Movement”, mahasiswa PAI membuktikan bahwa religiusitas dapat melahirkan inovasi visioner dan berkeadaban. (RN)