Mahasiswa PAI UIN Sunan Kalijaga, Kemal Pasya Wijaya: Menebar Dakwah Lewat Bahasa Isyarat
Yogyakarta – Sosok Kemal Pasya Wijaya, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, menjadi teladan nyata semangat dakwah inklusif di era modern. Melalui perannya sebagai juru bahasa isyarat, Kemal terus menembus berbagai ruang kegiatan dakwah, akademik, dan sosial, demi mewujudkan akses keagamaan dan pendidikan yang ramah bagi penyandang disabilitas.
Sepanjang tahun 2024 hingga 2025, Kemal aktif menjadi juru bahasa isyarat di berbagai kegiatan bergengsi tingkat nasional dan regional. Beberapa di antaranya yaitu:
- Rangkaian Kajian Ramadan “Ramadan di Kampus (RDK) UGM” 2025
- Kegiatan Ramadan bersama BPKH RI dan Lazismu DIY 2025
- Training of Trainers (ToT) Al-Qur’an Isyarat yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah serta Baznas RI tahun 2025
- Program Chezh-In For Change: Youth Reproductive Health Movement oleh Gender Mahardika Yogyakarta dan Czech Aid tahun 2025
- Webinar Rumah Gender FUPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2025
- Peresmian dan Sosialisasi Unit Layanan Disabilitas Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta 2025
- Pemetaan Implementasi RAN PD Berperspektif Perempuan Disabilitas oleh Komnas Perempuan 2025
- Kajian Inklusi Himpunan Disabilitas Muhammadiyah DIY 2025
- Sosialisasi Kebijakan Pembangunan Inklusivitas dan Pemetaan Kebutuhan Tenaga Kerja Disabilitas Usia Kerja Kota Magelang oleh Disnaker Kota Magelang 2025
- Kegiatan Khutbah Jumat di Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang rutin diikutinya sejak 2024 hingga sekarang.
Bagi Kemal, kiprahnya bukan sekadar profesi, melainkan bentuk pengabdian dakwah untuk kelompok difabel agar mereka dapat ikut menikmati nilai-nilai ajaran Islam tanpa batas komunikasi. Ia percaya bahwa dakwah sejati adalah dakwah yang menyentuh semua lapisan umat.
“Bahasa isyarat adalah bagian dalam komunikasi dengan teman-teman Tuli. Melalui peran ini, saya bukan hanya belajar tentang bahasa isyarat dan mengenal dunia Tuli namun juga pemenuhan hak. Pendidikan, informasi, keagamaan, dan berbagai aspek lainnya adalah hak bagi seluruh individu termasuk bagi teman-teman Tuli,” ungkap Kemal dengan penuh ketulusan.
Program Studi PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas kiprah inspiratif Kemal Pasya Wijaya. Dedikasinya menunjukkan bahwa mahasiswa PAI tidak hanya berfokus pada ranah akademik dan keagamaan, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan semangat inklusivitas yang tinggi.
Semoga semangat Kemal menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus menebar nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam wujud nyata di kelas, di masyarakat, dan di setiap ruang kehidupan. (AN)